Selasa, 15 November 2011

All About Panahan

1. S“ Panahan”

Panahan atau memanah adalah suatu kegiatan menggunakan busur panah untuk menembakkan anak panah. Bukti-bukti menunjukkan bahwa sejarah panahan telah dimulai sejak 5.000 tahun yang lalu yang awalnya digunakan untuk berburu dan kemudian berkembang sebagai senjata dalam pertempuran dan kemudian sebagai olahraga ketepatan.
Busur atau panah atau busur panah dikategorikan sebagai sebuah senjata yang digunakan untuk menembakkan anak panah, dibantu oleh kekuatan elastisitas dari panah itu sendiri. Biasanya senjata ini digunakan untuk berburu dan pada masa lalu sebagai salah satu peralatan perang. Selain itu panah juga digunakan sebagai alat utama dalam olahraga panahan.
Desain dari panah dipengaruhi oleh kebudayaan dan masa dimana alat itu dibuat. Desain panah yang paling umum yang digunakan oleh bangsa bangsa pada masa lampau adalah kayu (biasanya digunakan oleh Bangsa Inggris Kuno) dan kombinasi kayu-tulang (biasanya digunakan oleh Bangsa Asia Kuno). Pada masa sekarang, bahan untuk membuat panah yang mendominasi adalah plastik, karbon, material sintetik atau bahan campuran.Orang yang menggunakan busur panah disebut sebagai pemanah.

Sebelum panahan menemui bentuknya sebagai olahraga seperti yang kita kenal saat ini, ternyata telah melalui masa pertumbuhan yang panjang. Melalui peranan yang berbeda-beda dalam kehidupan umat manusia. Mula-mula panahan dipergunakan orang sebagai alat untuk mempertahankan diri dari serangan bahaya binatang liar, sebagai alat untuk mencari makan, atau untuk berburu, untuk senjata perang dan baru kemudian berperan sebagai olahraga baik sebagai rekreasi ataupun prestasi.
Dari catatan sejarah dapat dicatat bahwa baru pada tahun 1676, atas prakarsa Raja Charles II dari Inggris, panahan mulai dipandang sebagai suatu cabang olahraga. Dan kemudian banyak negara-negara lain yang juga menganggap panahan sebagai olahraga dan bukan lagi sebagai senjata untuk berperang. Pada tahun 1844 di Inggris diselenggarakan perlombaan panahan kejuaraan nasional yang pertama dibawah nama GNAS (Grand National Archery Society), sedang di Amerika Seirkat menyelenggarakan kejuaraan nasionalnya yang pertama pada tahun 1879 di kota Chicago.
Sama halnya dengan sejarah panahan di dunia, demikian pula tidak seorang pun yang dapat memastikan sejak kapan manusia di Indonesia menggunakan panahan dan busur dalam kehidupannya. Tetapi apabila kita memperhatikan cerita-cerita wayang purwa misalnya, jelas bahwa sejarah panah dan busur di Indonesiapun telah cukup panjang, dan tokoh-tokoh pemanah seperti Arjuna, Sumantri, Ekalaya, Dipati Karno, Srikandi demikian pula Dorna sebagai Coach panahan terkenal dalam cerita Mahabharata.
Diceritakan Dewi Srikandi sangat gemar dalam olah keprajuritan dan mahir dalam mempergunakan senjata panah. Kepandaiannya tersebut didapatnya ketika ia berguru pada Arjuna, yang kemudian menjadi suaminya. Dalam perkawinan tersebut ia tidak memperoleh seorang putera. Dewi Srikandi menjadi suri tauladan prajurit wanita. Ia bertindak sebagai penanggung jawab keselamatan dan keamanan kesatrian Madukara dengan segala isinya. Dalam perang Bharatayuddha, Dewi Srikandi tampil sebagai senapati perang Pandawa menggantikan Resi Seta, kesatria Wirata yang telah gugur untuk menghadapi Bisma, senapati agung balatentara Korawa. Dengan panah Hrusangkali, Dewi Srikandi dapat menewaskan Bisma, sesuai kutukan Dewi Amba, puteri Prabu Darmahambara, raja negara Giyantipura, yang dendam kepada Bisma. Sehingga di masa kerajaan pun panahan sudah berkembang di negara kita ini.


2.   Peralatan Panahan
BOW




Konstruksi
Secara umum busur terdiri atas limb yang melengkung, dengan tali busur terikat pada kedua ujungnya. Saat tali busur ditarik ke belankang, limb akan melengkung lebih dalam, mengubah energi gerak tarikan tali busur menjadi energi potensial pegas. Busur modern (recurve) mempunyai satu bagian lagi yaitu riser yang berfungsi sebagai pegangan dan tempat bersandar limb atau bagian-bagian lain seperti stabilizer dan visir. Panjang, ketebalan, bentuk dan jenis material penyusun limbmemengaruhi energi potensial maksimum yang dapat disimpan - dinyatakan sebagai draw weight dan diukur dalam pound/kilogram. Selain itu ukuran tubuh (dalam hal ini panjang lengan) pemanah juga berperan menentukan seberapa besar energi yang dihasilkan dari sebuah draw. Oleh karena itu seorang pemanah harus memilih busur yang sesuai dengan tinggi tubuhnya untuk memperoleh hasil yang optimum.
Recurve Bow
Recurve bow adalah perkembangan termutakhir dari busur. Ini adalah jenis busur yang paling umum digunakan di olahraga panahan saat ini. Desainnya terdiri dari tiga bagian utama, riser - pegangan dan tempat aksesori lain dipasang, dan sepasang limb yang merupakan sumber energi pegas busur. Ciri khas dari busur ini adalah bagian ujungnya yang melengkung ke depan (menjauhi pemanah) saat tidak ditarik atau dilepas talinya. Konstruksi seperti ini memungkinkan draw weight yang lebih besar untuk panjang yang sama. Sebagai kompensasinya, bahan penyusun limb memperoleh tegangan/regangan lebih besar daripada busur biasa (longbow).
Bagian-bagian recurve bow

§  Riser - pegangan dan tempat ditempelkannya limb dan aksesori lain.
§  Grip - bagian tempat memegang busur.
§  Arrow rest - tempat meletakkan anak panah, bisa terbuat dari bulu atau plastik.
§  Sight window - bantuan visual untuk membidik.
§  Stabilizer - mengatur keseimbangan busur sesuai keinginan pemanah dan menahan getaran saat menembak.
§  Sight - visir, untuk memperoleh bidikan yang lebih akurat.
§  Limb - menyimpan energi pegas busur. Pada busur yang lebih modern, limb dapat dengan mudah dibongkar pasang untuk ditukar, sementara busur produksi perajin lokal memberikan performa yang kurang bagus jika sering dibongkar pasang.
§  String groove - lekukan tempat tali busur dikaitkan.
§  Limb tip
§  String - mentransfer energi dari tangan pemanah ke limb atau dari limb ke anak panah. Terbuat dari material sintetis seperti Kevlar.
§  Center serving
§  Nock point - tempat anak panah diletakkan, biasanya ditandai dengan lilitan benang di atas serving.
§   

Anak Panah


Anak Panah adalah sebuah proyektil tajam yang digunakan untuk menembak dengan menggunakan Busur Panah sebagai pemicunya. Alat ini, bersama dengan busurnya umumnya digunakan sebagai senjata dan memiliki sejarah panjang dalam kebudayaan manusia.







3.   Latihan Panahan

Latihan panahan sebenarnya bergantung dalam kondisi dan keadaan, namun latihan panahan sudah banyak diadakan seperti di daerah jakarta dengan schedule berikut:

-Tempat latihan                       :Senayan Archery Field, Jakarta
                                                 Senayan Sport Komplex Via Gate 7

            -Waktu latihan                                    :Rabu, pukul 15.00-18.00
                                                             Sabtu, pukul  9.00-15.00

            -Pembayaran                           : Rp 200,000 (arm guard, finger tab, string included)




4.   Organisasi Panahan

PERSATUAN PANAHAN INDONESIA (PERPANI)

Didirikan tanggal 12 Juli 1953 di Yogyakarta

JL. Pintu VII Lapangan Panahan Gelora Bung Karno Senayan,
Jakarta
Tel : (021) 5727859, 5727993
Fax : (021) 5727023
Email.: indonesiaarchery@yahoo.com
Website: -

5.     Arti Lambang
Sayap :
 
Perpani akan terus terbang dan berkembang sepanjang masa.
6.     Bulatan : 
Perpani telah menjadi anggota FITA (Federasi Panahan International)
7.     Segi lima : 
Lambang Pancasila, maka Perpani adalah suatu oraganisasi yang berazaskan Pancasila.
 
Arti dari warna :
8.     Kuning : 
adalah warna dari sasaran Panahan yang mempunyai nilai tertinggi, maksudnya agar warna kuning pada sasaran itulah yang harus selalu diingat untuk ditembak dan juga warna kuning merupakan simbol Kejayaan.
9.     Hijau : 
adalah warna lapangan rumput, dan merupakan simbol kesejahteraan dan kemakmuran
10.  Hitam : 
Kesetiaan dan kekal.
11.  Lain-lain : 
Jumlah bulu pada sayap, terdiri dari lima bulu besar dan tiga bulu kecil, melambangkan Perpani didirikan pada tahun 1953.
 
Tulisan Perpani pada lingkaran yang jumlah hurufnya tujuh buah, melambangkan bahwa Perpani didirikan bulan tujuh (juli)
 
Tepatnya Perpani didirikan pada tanggal 12 Juli 1953.

SUSUNAN PERSONALIA PELINDUNG, DEWAN KEHORMATAN, 
DEWAN PENASEHAT DAN PENGURUS PUSAT
PERSATUAN PANAHAN INDONESIA (PP. PERPANI) 
MASA BAKTI 2010-2014
__________________
Pelindung
:
Ketua Umum KONI
Dewan Kehormatan 
:
1.  Oetojo Oesman
2.  Hayono Isman
3. A. Subowo
Dewan Penasehat
:
1.  Jend. (Purn) Agum Gumelar
2.  Mayjen (Purn) IGK Manila
3.  Wiwoho Basuki
4.  Emir Satar


5.  Rachmat Gobel


6.  Eddy Sariaatmadja


7.  Stan Maringka


8.  Udi Harsono


9.  Sukarto


10. Suratna



Ketua Umum
:
Siti Hediati Hariyadi Soeharto
Ketua I
:
Dr. Leane Suniar, MSc.
Ketua II
:
Ir. Arman D. Pandjaitan, MBA
Ketua III
:
Tito Sulistio



Sekretaris Jenderal
:
Djati Walujo, SE
Wakil Sekretaris Jenderal
:
1.  Freddy Rosandi
2.  Marianus Budiono



Bendahara & Anggaran
:
Hj. Zahara Hamid, SE.

Bidang Pembinaan & Prestasi
   Ketua 
:
I GUsti Nyoman Budiana
   Wakil Ketua
:
1.  Daniel Lumalessil
2.  Lilies Handayani
3.  Nurfitiyana Saiman
  
   Wakil Ketua Bidang Pembinaan 
:
Puryoto
   dan Pemanduan Bakat
Ketua Bidang Dana dan Usaha
:
Oktariadi Anis
Bidang Organisai, Daerah dan Luar Negeri
   Ketua
:
H. Wendy Melfa, SH., MH.
   Wakil Ketua Bid. Organisasi dan Daerah
:
Ary Koeswiranto, SE.
   Wakil Ketua Bid Hub Internasional 
:
Niken Puspitarini, SH., MKn.
   dan Hub Antar Lembaga
Bidang Perwasitan
   Ketua
:
Ibnu Marwata, S.Pd.
   Wakil Ketua
:
Nono Mulyono, S.Pd.
Bidang Perlombaan dan Perlengkapan Lapangan
   Ketua
:
Teddy Mulyadi, S.Pd.
   Wakil Ketua
:
1.  Prayitno


2.  Wahyu Hidayat



Ketua Bidang Penelitian, Pengembangan dan IPTEK Olahraga
   Ketua
:
Drs. Sarwono, MS. 
   Wakil Ketua Bid. Penelitian


   Bidang Analisis dan Data
:
Drs. Alman Hudri, M.Pd.



   Wakil Ketua Bid. Penelitian


   Bidang Psikologi Olahraga
:
Dra. Yuanita Nasution, M.A pp., Sc.psi.
Ketua Bidang Hukum
:
Dewi Asmara, SH., MH.
                                      :Hj. Zahara Ehmid, SE
6. TEKNIK OLAHRAGA PANAHAN


1. Sikap Berdiri (stand)
Sikap berdiri (stand), menurut Damiri, “Sikap/posisi kaki pada lantai atau tanah. Sikap berdiri yang baik ditandai oleh: (1) titik berat badan ditumpu oleh kedua kaki/tungkai secara seimbang, (2) tubuh tegak, tidak condong ke depan atau ke belakang, ke samping kanan ataupun ke samping kiri.” Terdapat empat macam sikap kaki dalam panahan, yaitu open stand, square stand, close stand, dan oblique stand, yang kebanyakan dipakai oleh pemanah pemula adalah sikap square stand atau sikap sejajar.

2. Memasang Ekor Panah (nocking)
Memasang ekor anak panah (nocking), menurut Damiri, “Gerakan menempatkan atau memasukkan ekor panah ke tempat anak panah (nocking point) pada tali dan menempatkan gandar (shaft) pada sandaran anak panah (arrow rest). Kemudian diikuti dengan menempatkan jari-jari penarik pada tali dan siap menarik tali.” Memasang ekor panah dalam olahraga panahan bisa menjadi fatal apabila salah penempatan baik terlalu atas ataupun terlalu bawah, maka perlu untuk memperhatikan kembali apakah anak panah yang dipasang sudah lurus tersandar di busur ataukah belum.
Sumber : www.archery.metu.edu.tr
 

3. Mengangkat Lengan Busur (extend)
Mengangkat lengan busur (extend), menurut Damiri, “Gerakan mengangkat lengan penahan busur (bow arm) setinggi bahu dan tangan penarik tali siap untuk menarik tali.” Hal-hal yang harus diperhatikan, yaitu lengan penahan busur rileks, tali ditarik oleh tiga jari yaitu jari telunjuk, jari tengah dan jari manis. Tali ditempatkan atau lebih tepatnya diletakkan pada ruas-ruas jari pertama, dan tekanan busur terhadap telapak tangan penahan busur ditengah-tengah titik V, yang dibentuk oleh ibu jari dan jari telunjuk (lengan penahan busur), penulis memperjelas dengan memberikan gambar seperti dibawah ini :

4. Menarik Tali Busur (drawing)
Menarik tali busur (drawing), menurut Damiri, “Gerakan menarik tali sampai menyentuh dagu, bibir dan atau hidung. Kemudian dilanjutkan dengan menjangkarkan tangan penarik tali di dagu.” Ada tiga fase gerakan menarik, yaitu pre-draw, primary draw dan secondary draw. Pre-draw adalah gerakan tarikan awal. Pada saat ini sendi bahu, sendi siku dan sendi pergelangan tangan telah dikunci. Primary-draw atau tarikan utama adalah gerakan tarikan dari posisi pre-draw sampai tali menyentuh atau menempel dan sedikit menekan atau mengetat pada bagian dagu, bibir dan hidung dan berakhir pada posisi penjangkaran. Secondary-draw atau tarikan kedua adalah gerakan menahan tarikan pada posisi penjangkaran sampai melepas tali (release).
Didalam buku penataran pelatih program pembinaan cabang olahraga panahan tingkat SD dan SLTP yang dipergunakan untuk menarik adalah: jari, punggung telapak (wirst), dan lengan bawah. Ketiga bagian ini pada posisi lurus kemudian lengan atas selanjutnya bahu dan otot belakang. Kebanyakan pemanah-pemanah pemula hanya menggunakan jari-jari saja, kebanyakan mereka tidak menggunakan otot-otot yang seharusnya dipergunakan seperti yang sudah dijelaskan pada halaman-halaman sebelumnya, di bawah ini adalah gambar menarik busur :
5. Menjangkarkan Lengan Penarik (anchoring)
Menjangkarkan lengan penarik (anchoring), menurut Damiri, “Gerakan menjangkarkan tangan penarik pada bagian dagu.” Hal yang harus diperhatikan, yaitu tempat penjangkaran tangan penarik tali harus tetap sama dan kokoh menempel di bawah dagu, dan harus memungkinkan terlihatnya bayangan tali pada busur (string alignment). Ada dua jenis penjangkaran, yaitu penjangkaran di tengah dan penjangkaran di samping. Pada penjangkaran di tengah, tali menyentuh pada bagian tengah dagu, bibir dan hidung serta tangan penarik menempel di bawah dagu. Pada penjangkaran di samping, tali menyentuh pada bagian samping dagu, bibir dan hidung, serta tangan penarik menempel di bawah dagu.

6. Menahan Sikap Panahan (tighten)
Menahan sikap panahan (tighten), menurut Damiri, adalah: Suatu keadaan menahan sikap panahan beberapa saat, setelah penjangkaran dan sebelum anak panah dilepas. Pada saat ini otot-otot lengan penahan busur dan lengan penarik tali harus berkontraksi agar sikap panahan tidak berubah. Bersamaan dengan itu pemanah melakukan pembidikan. Jadi pada saat membidik, sikap pemanah harus tetap dipertahankan.

7. Membidik (Aiming)
Membidik (aiming), menurut Damiri: “Gerakan mengarahkan atau menempelkan titik alat pembidik (visir) pada tengah sasaran/titik sasaran.” Pada posisi membidik, posisi badan dari pemanah diharapkan tidak berubah, kemudian pemanah tidak hanya fokus kepada sasaran tetapi diutamakan pada teknik, dengan kondisi badan yang relaks fokus akan lebih baik.

8. Melepas Tali/Panah (release)
Melepas tali/panah (release), menurut Damiri: “Gerakan melepas tali busur, dengan cara merilekskan jari-jari penarik tali.” Ada dua cara melepaskan anak panah, yaitu dead release dan active release. Pada dead release setelah tali lepas, tangan penarik tali tetap menempel pada dagu seperti sebelum tali lepas. Pada active release, setelah tali lepas tangan penarik tali bergerak ke belakang menelusuri dagu dan leher pemanah.
Pelepasan anak panah yang baik diperlukan untuk memberikan kekuatan penuh dari tali terhadap panah dalam setiap melepaskan panah yang diinginkan dan untuk mencegah getaran tali yang tidak diperlukan, yang akan menyebabkan panah berputar. Kesalahan sedikit apapun pada saat melepaskan anak panah, mengakibatkan dampak yang sangat besar terhadap sasaran.
 

9. Menahan Sikap Panahan (after hold)
Menahan sikap panahan (after hold), menurut Damiri, “Suatu tindakan untuk mempertahankan sikap panahan sesaat (beberapa detik) setelah anak panah meninggalkan busur. Tindakan ini dimaksudkan untuk memudahkan pengontrolan gerak panahan yang dilakukan.” 

Di dalam buku penataran pelatih program pembinaan cabang olahraga panahan tingkat SD dan SLTP after hold adalah Tangan busur tetap terentang pada posisi semula lurus kearah sasaran dan tetap ditahan hingga dua detik setelah panah menyentuh permukaan sasaran.






7.Nomor pertandingan panahan

 Panahan :: Nomor Pertandingan

Displaying 1-22 of 22 result(s).
  1.  Panahan Jarak 90m Recurve Putra
  2.  Panahan Jarak 70m Recurve Putra
  3.  Panahan Jarak 70m Recurve Putri
  4.  Panahan Jarak 60m Recurve Putri
  5.  Panahan Jarak 50m Recurve Putra
  6.  Panahan Jarak 50m Recurve Putri
  7.  Panahan Jarak 30m Recurve Putra
  8.  Panahan Jarak 30m Recurve Putri
  9.  Panahan Jarak 90m Compound Putra
  10.  Panahan Jarak 70m Compound Putra
  11.  Panahan Jarak 70m Compound Putri
  12.  Panahan Jarak 60m Compound Putri
  13.  Panahan Jarak 50m Compound Putra
  14.  Panahan Jarak 50m Compound Putri
  15.  Panahan Jarak 30m Compound Putra
  16.  Panahan Jarak 30m Compound Putri
  17.  Panahan Olympic Round Individual Recurve Putra
  18.  Panahan Olympic Round Individual Recurve Putri
  19.  Panahan Olympic Round Individual Compound Putra
  20.  Panahan Olympic Round Individual Compound Putri
  21.  Panahan Mix Team Recurve Putra / Putri
  22.  Panahan Mix Team Compound Putra / Putri

Daftar Pustaka


- Sumber : Haywood, M Kathleen and Lewis F. Catherine Archery Steps to Succes
-